Sabtu, 12 April 2014
LATIHAN AMBUSH TIMSUS BATALYON INFANTERI 751/RAIDER
Latihan ambush pada prinsipnya adalah mengefektifkan kekuatan dan moril
pasukan melaksanakan pengendapan menunggu kehadiran musuh di rute yang sudah
diprediksi akan dilewati musuh dengan kerahasiaan, dan kedisiplinan tempur serta
ketepatan target sasaran operasi yang dipilih sehingga tidak banyak menimbulkan
kasus pelanggaran HAM yang selama ini terus menghantui dan membelenggu inisiatif
dan naluri para prajurit TNI.
Latihan ambush yang diselenggarakan oleh Batalyon Infanteri 751/R
diselenggarakan di Sentani komplek dibawah pimpinan Letnan Satu Inf Rahim
Cahyadi (Komandan Kompi Senapan A 751/R) sebagai koordinator materi. melibatkan
Tim Khusus yang beranggotakan 20 orang prajurit tercakap Yonif 751/Raider
sebagai DanTim dipercayakan kepada Letda inf Hafidz, yang langsung seusai
menerima briefing singkat tentang perintah operasi latihan, tim dibawa bergerak
pada malam hari untuk menduduki daerah sasaran. Dalam kegiatan latihan ini juga
dilibatkan para Perwira remaja yang baru saja bergabung dalam batalyon. Para
Paja sengaja dilibatkan agar mendapatkan gambaran sesungguhnya bagaimana situasi
di medan penugasan bersama anggota serta menumbuhkan jiwa korsa dalam hubungan
tim penugasan, serta memberikan ilmu pengalaman baru bersama prajurit-prajurit
yang sudah banyak pengalaman terutama di wilayah rawan Papua
khususnya.
Pelaksanaan kegiatan latihan ini berjalan lancar serta mendapatkan pengawasan
sepenuhnya dan dievaluasi langsung oleh komandan Batalyon Infanteri 751/Raider
Letkol inf Luqman Arif menurutnya latihan mampu berjalan cukup baik, karena
setiap anggota sudah memahami tugas dan tanggung jawabnya serta mampu memilih
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ambush di medan latihan. walaupun
dihadapkan dgn cuaca hujan ekstrim, latihan tetap berjalan dengan baik. Di akhir
latihan Danyonif 751/Raider mengungkapkan bahwa setiap prajurit yang akan
bertugas di daerah penugasan harus dilatihkan sesuai dengan kondisi medan dan
wilayah yang akan didudukinya pd saat penugasan sebenarnya nanti. Kewaspadaan
dan kedisiplinan, militansi tinggi, loyalitas dan jiwa korsa diharapkan mampu
dipupuk melalui kegiatan-kegiatan ini. Kegiatan latihan yang dilakukan
berulang-ulang, dengan penuh pertimbangan keadaan taktis dan tekhnis akan
memberikan efek kebiasaan bertindak yang cepat dalam berfikir dan bertindak yang
benar sesuai semboyan prajurit Raider Cepat, Senyap, Tepat. Kedepan para
prajurit raider diharapkan dapat lebih profesional dengan dilengkapi NVG (Night
Vision Goggles) perorangan untuk bergerak malam, serta bantuan informasi
menggunakan pesawat pengintai tanpa awak yang disiapkan TNI-AD untuk daerah
konflik.
Sabtu, 05 April 2014
Yonif 751/Raider Berhasil Lumpuhkan KKB Yang Ingin Gagalkan Pemilu
Puncak Jaya (9/4) – Batalyon Infanteri (Yonif) 751/Raider berhasil melindungi masyarakat Kampung Irimuli Kabupaten Puncak Jaya yang akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilu legislatif.
Keberhasilan
ini juga berkat bantuan dari warga setempat yang melaporkan kepada Satgas
(Satuan Tugas) pengamanan Pemilu Yonif 751/R pada hari Sabtu 5 April 2014
tentang ancaman yang dilakukan oleh pihak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)
kepada warga setempat untuk menggagalkan jalannya Pemilu legislatif 2014 yang
dilaksanakan hari ini.
Untuk
mengantisipasi upaya KKB menggagalkan Pemilu, maka tadi pagi sekitar pukul 06.00
WIT Satgas pengaman Pemilu Yonif 751/R melaksanakan pengamanan Pemilu di
beberapa titik yang berada di wilayah Kampung Irimuli komplek. Pada pukul 08.05
WIT tim pengamanan Pemilu mendapat gangguan tembakan dari KKB yang berjumlah 7
orang, kemudian tim pengamanan melakukan tembakan balasan dan berhasil
melumpuhkan 1 orang KKB yang membawa senjata laras panjang dengan jenis SS1 R5
sementara 6 orang lainnya kabur melarikan diri ke hutan.
Tindakan
yang dilakukan tim pengamanan Pemilu dari Yonif 751/R ini sudah sesuai dengan
penekanan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M., bahwa
“jika ada masyarakat sipil bersenjata yang mengganggu warga agar ditindak tegas
sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku di negara ini”.
Setelah
dilakukan penyisiran selain berhasil mendapatkan senjata, tim pengamanan Pemilu
Yonif 751/R juga berhasil mendapatkan 17 butir munisi dan sebuah
magazen.
Kasus
ini kemudian diserahkan kepada pihak Kepolisian setempat untuk
ditindaklanjuti.
Kamis, 06 Maret 2014
Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat Siap Atasi Huru Hara di Pemilu Mendatang
Jayapura (6/3) – Upacara pemeriksaan kesiapsiagaan Yonif 751/R dilaksanakan
oleh Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Drs. Christian Zebua, M.M. guna
membantu Polda Papua mengatasi gangguan keamanan menghadapi pemilihan legislatif
dan pemilihan presiden tahun 2014. Pemeriksaan dilaksanakan di lapangan Markas
Batalyon Infanteri (Mayonif) 751/R, Rabu (05/03).
Dalam menghadapi pesta Demokrasi pada bulan April 2014 mendatang, Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat dalam hal ini Yonif 751/R, melaksanakan latihan penanggulangan huru hara guna membantu Polda di Provinsi Papua dan Papua Barat untuk mengamankan masyarakat dari gangguan-gangguan yang mengancam. Guna membantu Polda, Pangdam menyiapkan satu pasukan setingkat batalyon (1SSY) dan di setiap Polres disiapkan satu pasukan setingkat peleton (1SST), yang berjumlah 1500 personel dan bila dibutuhkan akan disiapkan 5000 personel. Pasukan tersebut siap disiagakan untuk menghadapi berbagai macam gangguan keamanan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Dalam pemeriksaan kesiapsiagaan tersebut, Pangdam memberikan penekanan-penekanan kepada seluruh prajurit agar dapat melaksanakan tugas pengamanan dengan baik dengan mengedepankan masyarakat. Untuk itu agar sungguh-sungguh dalam melaksanakan latihan untuk mengatasi huru hara, karena latihan ini dikhususkan untuk melindungi dan mengamankan masyarakat bukan untuk bertempur. Sebagaimana tentara dilatih untuk menguasai kemahiran dalam bertempur, saat ini prajurit dilatih untuk mengatasi huru hara sehingga prajurit perlu dilatih dengan baik bagaimana seorang prajurit dapat melindungi masyarakat dan melindungi kegiatan dari gangguan-gangguan demo yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan tindakan-tindakan polisionel yang tidak menggunakan senjata.
Pelatihan ini dilaksanakan guna merubah pola pikir prajurit yang semula berpikir untuk bertempur, saat ini prajurit dilatih untuk berpikir bagaimana melindungi dan mengamankan masyarakat. Kegiatan ini adalah untuk melatih mengatasi gangguan secara profesional, sehingga prajurit perlu dilatih secara khusus.
Saat ini, Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat siap memberikan pengamanan terhadap masyarakat Papua dan Papua Barat yang akan memberikan hak suaranya untuk memilih pemimpin di masa yang akan datang.
Dalam menghadapi pesta Demokrasi pada bulan April 2014 mendatang, Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat dalam hal ini Yonif 751/R, melaksanakan latihan penanggulangan huru hara guna membantu Polda di Provinsi Papua dan Papua Barat untuk mengamankan masyarakat dari gangguan-gangguan yang mengancam. Guna membantu Polda, Pangdam menyiapkan satu pasukan setingkat batalyon (1SSY) dan di setiap Polres disiapkan satu pasukan setingkat peleton (1SST), yang berjumlah 1500 personel dan bila dibutuhkan akan disiapkan 5000 personel. Pasukan tersebut siap disiagakan untuk menghadapi berbagai macam gangguan keamanan yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Dalam pemeriksaan kesiapsiagaan tersebut, Pangdam memberikan penekanan-penekanan kepada seluruh prajurit agar dapat melaksanakan tugas pengamanan dengan baik dengan mengedepankan masyarakat. Untuk itu agar sungguh-sungguh dalam melaksanakan latihan untuk mengatasi huru hara, karena latihan ini dikhususkan untuk melindungi dan mengamankan masyarakat bukan untuk bertempur. Sebagaimana tentara dilatih untuk menguasai kemahiran dalam bertempur, saat ini prajurit dilatih untuk mengatasi huru hara sehingga prajurit perlu dilatih dengan baik bagaimana seorang prajurit dapat melindungi masyarakat dan melindungi kegiatan dari gangguan-gangguan demo yang dilaksanakan oleh masyarakat dengan tindakan-tindakan polisionel yang tidak menggunakan senjata.
Pelatihan ini dilaksanakan guna merubah pola pikir prajurit yang semula berpikir untuk bertempur, saat ini prajurit dilatih untuk berpikir bagaimana melindungi dan mengamankan masyarakat. Kegiatan ini adalah untuk melatih mengatasi gangguan secara profesional, sehingga prajurit perlu dilatih secara khusus.
Saat ini, Prajurit Ksatria Pelindung Rakyat siap memberikan pengamanan terhadap masyarakat Papua dan Papua Barat yang akan memberikan hak suaranya untuk memilih pemimpin di masa yang akan datang.
Selasa, 21 Januari 2014
Acara Tradisi Korp Penyambutan Kompi Satgas Yonif 751/R
Acara
tersebut dipimpin oleh wakil komandan Batalyon Infanteri 751/R Mayor Inf
I Wayan Deddy Suryanto dan diikuti oleh seluruh Anggota Kompi Satgas
Yonif 751/R serta semua jajaran Yonif 751/R baik Perwira, Bintara, Tamtama, dan ibu-ibu
Persit Cabang XXX Yonif 751/R . Ada suatu hal menarik dalam acara tradisi corp
penyambutan ini, yaitu bagi anggota kompi satgas yang sudah berkeluarga para
istri dan anak wajib diikut sertakan dalam acara ini. Hal ini merupakan suatu
cara agar istri maupun anak prajurit merasakan suasana kegembiraan disertai rasa
bangga atas keberhasilan pelaksanaan tugas.
Acara tradisi korp penyambutan Kompi Satgas Yonif 751/R
ini diawali dengan penghormatan kepada Wakil Komandan Batalyon Infanteri 751/R
sebagai pimpinan acara dilanjutkan dengan menyanyikan Mars Raider dengan suara
yang lantang dan penuh semangat. Inti dari acara penyambutan ini yaitu
penyerahan bendera Satgas dari Komandan Kompi Satgas kepada pimpinan acara. Hal
ini memiliki makna bahwa telah berakhirnya masa penugasan yang telah
diperintahkan dan juga memiliki arti bahwa tugas dan tanggung jawab penugasan
telah selesai dilaksanakan.
Wakil Komandan Batalyon Infanteri 751/R memberikan
pengarahan singkat kepada para peserta acara. Dimana Batalyon 751/R khususnya
dan Kodam XVII/Cenderawasih pada umumnya mengucapkan terimakasih banyak atas
keberhasilan pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan. Pemerintah Daerah
Kabupaten Mulia dan Masyarakat dilingkungan penugasan juga memberikan apresiasi
atas pelaksanaan penugasan yang dilakukan oleh Satgas Yonif 751/R, baik dalam
hal keamanan, teritorial, maupun penggalangan kegiatan yang bernilai
positif.
Tradisi Korp penyambutan Satgas tersebut diakhiri dengan acara jabat tangan antara pasukan satgas yang telah turun dengan peserta acara lainnya. bagi anggota yang sudah berkeluarga maka para istri dan anaknya berada di samping anggota tersebut untuk ikut berjabat tangan. Karena sebagai simbolis bahwa ucapan selamat telah kembalinya Prajurit – prajurit yang telah melaksanakan penugasan di jajaran Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, dan Kab. Lanny Jaya.
Senin, 20 Januari 2014
Upacara Tradisi korps pemasangan Tali Kur Tanda Jabatan Yonif 751/Raider
Sentani, Senin 20 Januari 2014 setelah pelaksanaan Upacara Bendera seluruh anggota Yonif 751/Raider melaksanakan Upacara tradisi korps pemasangan tali kur tanda jabatan yang disematkan oleh Wadanyonif 751/R Mayor Inf I Wayan Deddy Suryanto kepada bintara yang menduduki jabatan Komandan seksi markas batalyon (Dansimayon) dan para Bintara Pelatih (Batih) kompi bertempat di Lapangan apel Batalyon Infanteri 751/R. Upacara Tradisi Korps ini belum pernah dilaksanakan sebelumnya, dan baru pertama kalinya dilaksanakan oleh Batalyon Infanteri 751/Raider.
Dalam acaranya tersebut, Wadanyonif 751/R selaku pimpinan acara mengatakan bahwa pemasangan tali kur tersebut adalah sebuah tanda/lambang tanggung jawab agar si pemimpin merasa mempunyai tanggung jawab besar serta dedikasi yang tinggi dalam melaksankan Tugasnya sehingga akan menjauhi dari yang namanya defiasi.
Pemasangan tali kur itu menandakan bahwa peran dari Dansimayon dan para Batih Kompi harus ditingkatkan lagi. Bukan cuma sekedar dipakai. Tali kur juga meningkatkan kewibawaan yang memakainya. Sehingga anggota akan merasa lebih segan dan loyal terhadap Dansimayon dan para Batihnya yang berada di Kompi. Dengan itu juga Dansimayon dan Para Batih kompi wajib menguasai segala materi Tehnis dan Taktis yang akan diajarkan dan dilatihkan kepada anggotanya. Sehingga Dansimayon dan para Batih kompi akan lebih percaya diri di depan anggota dengan kesiapan materi yang dikuasainya.
Dalam hal ini hanya Bintara – Bintara yang memiliki jabatan strategis yang akan memakai tali kur dimana jabatan tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang cukup besar. Disamping itu adapun warna yang sudah ditentukan dalam penggunaannya sesuai dengan jabatannya. Untuk jabatan Dansimayon menggunakan tali kur bewarna merah dan kuning. Sedangkan para Batih Kompi menggunakan tali kur yang berwara merah saja.
Adapun makna yang terkandung dari setiap warna-warna tersebut, yakni ;
(1) Warna merah ditandai dengan kepribadian yang kuat dan kegigihan dalam mengejar target yang menjadi sasarannya. Tipe ini sangat memegang komitmen dan berdedikasi tinggi. Dengan warna merah ini ia percaya bahwa pekerjaan itu sangat penting dan itu harus dilakukan dengan benar. Seorang yang menggunakan tali kur yang berwarna merah ini akan mau bergerak cepat, tepat , dan tuntas.
(2) Warna kuning ditandai dengan kepribadian yang memiliki loyalitas serta optimisme yang tinggi. Warna kuning merangsang aktivitas mental dan dapat menarik perhatian para anggota yang dipimpinnya. Warna kuning juga melambangkan Matahari yang berarti bahwa terang dan cerdas.
Diakhir amanatnya, Wadanyonif 751/R berharap agar kinerja Dansimayon dan para Batih mampu menghadirkan pemikiran kreatif dan cerdas dalam melatih anggotanya. Serta semangat yang membara dalam mengemban Tugas dan Tanggung Jawab guna membangun Batalyon Infanteri 751/R yang lebih tangguh.
Minggu, 12 Januari 2014
ACARA TRADISI PEMBERANGKATAN SATUAN TUGAS OPERASI YONIF 751/RAIDER
Sentani, Minggu (12/01/2014) pada pukul 21.00 Wit Anggota Batalyon Infanteri 751/R melaksanakan acara tradisi pemberangkatan Satuan Tugas Operasi yang diselenggarakan di Lapangan Apel Batalyon Infanteri 751/R. Adapun jumlah anggota yang akan diberangkatkan sebanyak 250 orang.
Acara ini dilaksanakan secara rutin oleh Komandan Batalyon Infanteri 751/R bagi Prajurit yang akan melaksanakan tugas Operasi. Salah satu tujuannya ialah sebagai penghargaan dan sarana motivasi bagi Prajurit yang akan berangkat mengemban tugas Operasi. Pembekalan semangat, Mental, Fisik, serta kebersihan hati merupakan bagian dari pesan Danyonif 751/R, Letkol Inf Luqman Arief.
Penciuman bendera perang mewujudkan Prajurit yang siap untuk bertempur. Doa dan dukungan Motivasi bagi anggota Yonif 751/R menyertai saat pelaksanaan acara pemberangkatan Tugas. Dengan diikuti ucapan “ PANTANG PULANG SEBELUM MENANG “ adalah semboyan yang meluhur bagi anggota Yonif 751/R guna merupakan acuan untuk meraih Kemenangan dan Keselamatan. Secara garis besar acara ini bertujuan sebagai penghormatan bagi Prajurit Yonif 751/R yang akan melaksanakan Tugas Operasi.
Setiap pemberangkatan serta kembali Tugas Yonif 751/R senantiasa melaksanakan acara rutin lepas sambut penugasan yang merupakan Tugas Pokok Yonif 751/R sebagai benteng Negara di Ufuk Timur Indonesia yang berkualifikasi RAIDER.
“ Tetaplah semangat di saat kondisi yang kritis tetaplah berjuang di saat apapun juga. Karena keringat dan jerih payahmu merupakan pengabdian dan pahala yang nantinya akan menyelamatkan kalian. Setiap tindakan sudah seyogyanya dimulai dengan doa kepada ALLAH SWT. selalu waspada, teliti dan tepat dalam mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Perbanyaklah ibadah. INGAT..!!! KEHORMATAN YONIF 751/R ADA DI PUNDAKMU. SEMOGA TUHAN BERSAMA KITA. AMIIINN..”Tegas Danyonif 751/R. Letkol Inf Luqman Arief diakhir amanatnya.